Sejarah lokal Tana Bugis, tidak terlepas dari Arung Palakka. Sosok
lelaki ini sampai kini masih menjadi fenomenal, terutama perannya dalam
penulisan sejarah. Penilaian sejarah sosial, masih mempertentangkan
peran yang dijalani di masa lalu. Pertentangan itu seputar peran yang
dilakoninya, apakah dia menjadi seorang pejuang atau penghianat dalam
takaran era sejarah politik di daerah ini.
Dinamika sejarah lokal masa lalu menempatkan di wilayah Sulawesi,
terdapat beberapa kerajaan yang berdaulat. Kerajaan yang cukup besar
termasuk di antaranya, Bone, Gowa dan Luwu. Masing-masing kerajaan di
masa lalu itu berusaha memperluas pengaruh dengan menggunakan pendekatan
ekonomi, sosial, politik dan senjata lewat peperangan.
Buku ini merupakan kumpulan makalah dari seminar Arung Palakka yang
digelar 13 tahun lalu di Kota Watampone. Nara sumber pada seminar itu,
memberi fakta sejarah sosial peranan yang dijalani Arung Palakka selama
menjadi Raja Bone lantas membawa namanya selaku pembebas dari Kerajaan
Bone.
Rektor Universitas 45 Makassar, Prof.Dr.H.Abu Hamid, selaku nara sumber
pada seminar itu mengemukakan, ikhtiar Arung Palakka dalam upaya
memerdekakan Tana Bone tetap harus dijalankan dengan menempuh segala
macam cara. Budi luhur yang terbit dari nurani La Tenritatta, rasa
manusiawi melihat bangsanya diperlakukan tidak senonoh menjadi motivasi
untuk meneruskan perjuangan.
Selaku lelaki Bugis asal Bone, dia tidak ingin melihat Kerajaan Bone
berada dalam kekuasaan dan dominasi kerajaan di sekitarnya. Akibatnya
dia pun melakukan perlawanan dengan menempuh segala cara dan strategi.
Prof Dr.Anhar Gonggong pada buku ini mengemukakan, peristiwa Perang Bone
– Gowa menghadapkan Arung Palakka dan Sultan Hasanuddin, Nampak betapa
tidak mudahnya posisi seorang pemimpin di tengah-tengah krisis yang
berkembang.
Arung Palakka dan Sultan Hasanuddin menurut Anhar, telah mempertaruhkan
harga diri dan kepemimpinannya demi meraih dan mempertahankan kebebasan.
Gubernur Sulsel, Amin Syam dalam sambutan buku ini mengemukakan,
kumpulan makalah yang diterbitkan menjadi sebuah buku, merupakan salah
satu upaya mengungkap jejak perjuangan Arung Palakka dalam membebaskan
Tana Bone dari ketertindasan.
Buku ini layak dibaca bagi generasi baru yang ingin mengerti dan
memahami peran sejarah yang dilakoni Arung Palakka di masa kekuasannya.
Sekaligus menjadi bahan acuan dalam mengerti sejarah sosial dan sejarah
politik lokal di Sulsel. (ull).
Judul Buku : Arung Palakka Pembebas Tana Bone
Editor : Muh Idris Patarai dan Moh Yahya Mustafa
Penerbit : Fahmis Pustaka
Terbit : 2005
Tebal : xvi + 99
Tidak ada komentar:
Posting Komentar