Selasa, 11 Juni 2013

Ringkasan Buku: Arung Palakka Pembebas Tana Bone

 Sejarah lokal Tana Bugis, tidak terlepas dari Arung Palakka. Sosok lelaki ini sampai kini masih menjadi fenomenal, terutama perannya dalam penulisan sejarah. Penilaian sejarah sosial, masih mempertentangkan peran yang dijalani di masa lalu. Pertentangan itu seputar peran yang dilakoninya, apakah dia menjadi seorang pejuang atau penghianat dalam takaran era sejarah politik di daerah ini.
Dinamika sejarah lokal masa lalu menempatkan di wilayah Sulawesi,  terdapat beberapa kerajaan yang berdaulat. Kerajaan yang cukup besar termasuk di antaranya, Bone, Gowa dan Luwu. Masing-masing kerajaan di masa lalu itu berusaha memperluas pengaruh dengan menggunakan pendekatan ekonomi, sosial, politik dan senjata lewat peperangan.

Buku ini merupakan kumpulan makalah dari seminar Arung Palakka yang digelar 13 tahun lalu di Kota Watampone. Nara sumber pada seminar itu,  memberi fakta sejarah sosial peranan yang dijalani Arung Palakka selama menjadi Raja Bone lantas membawa namanya selaku pembebas dari Kerajaan Bone.
Rektor Universitas 45 Makassar, Prof.Dr.H.Abu Hamid, selaku nara sumber pada seminar itu mengemukakan, ikhtiar Arung Palakka dalam upaya memerdekakan Tana Bone tetap harus dijalankan dengan menempuh segala macam cara. Budi luhur yang terbit dari nurani La Tenritatta, rasa manusiawi melihat bangsanya diperlakukan tidak senonoh menjadi motivasi untuk meneruskan perjuangan.
Selaku lelaki Bugis asal Bone, dia tidak ingin melihat Kerajaan Bone berada dalam kekuasaan dan dominasi kerajaan di sekitarnya. Akibatnya dia pun melakukan perlawanan dengan menempuh segala cara dan strategi.
Prof Dr.Anhar Gonggong pada buku ini mengemukakan, peristiwa Perang Bone – Gowa menghadapkan Arung Palakka dan Sultan Hasanuddin, Nampak betapa tidak mudahnya posisi seorang pemimpin di tengah-tengah krisis yang berkembang.
Arung Palakka dan Sultan Hasanuddin menurut Anhar, telah mempertaruhkan harga diri dan kepemimpinannya demi meraih dan mempertahankan kebebasan. Gubernur Sulsel, Amin Syam dalam sambutan buku ini mengemukakan, kumpulan makalah yang diterbitkan menjadi sebuah buku, merupakan salah satu upaya mengungkap jejak perjuangan Arung Palakka dalam membebaskan Tana  Bone dari ketertindasan.
Buku ini layak dibaca bagi generasi baru yang ingin mengerti dan memahami peran sejarah yang dilakoni Arung Palakka di masa kekuasannya. Sekaligus menjadi bahan acuan dalam mengerti sejarah sosial dan sejarah politik lokal di Sulsel. (ull).
Judul Buku : Arung Palakka Pembebas Tana Bone
Editor         : Muh Idris Patarai dan Moh Yahya Mustafa
Penerbit    : Fahmis Pustaka
Terbit        : 2005
Tebal       : xvi + 99

Tidak ada komentar:

Stay Connected

Translate Lenguage