Rabu, 12 Juni 2013

PETUAH BANGSA BUGIS

Orang bugis secara turun temurun sebelum meninggalkan tanah Bugis, orangtua membekali segenggam tanah yang diambil di belakang rumah, begitu sampai ditempat perantauan, tanah tersebut disebar dan disatukan dengan tanah tempat ditinggali, artinya bahwa orang bugis menyatukan dua tanah yang menghasilkan sandang, pangan dan papan yang melekat dan mengalir dalam tubuhnya yang diambil dari saripati tempatnya dia pijak.
Kalau pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung kadang hanyalah sebatas ungkapan atau lips service belaka, maka kalau orang Bugis falsafah dan spirit air, dimana dia berada jadilah air yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar, tapi juga ada batasan dan rambu-rambu yang menjadi komitmen moril, aja mupakasiri’i
Petuah Moyang tentang air yaitu :

“ de gaga-tu akkatenningetta ri tengana tasi’e saliwenna puangallata’ala yakkitenning, jaji maresopi limbang tasi na tollettu ri pottanang-e “
Kalau sudah di tengah laut (air) tidak ada pegangan kita selain berserah diri (tawakkal), Allah yang kita pegang (yang memberi keselamatan, rezeki dan lain-lainnya), jadi perlu perjuangan untuk bisa sampai dan bertemu dengan daratan
Makna di balik itu sangat jelas bagi perantau Bugis bahwa kalau mau hidup dan bisa bertahan hidup maka peganglah filosofi tersebut sebagai spirit dalam berjuang mengarungi dunia ini sehingga cita-cita dan harapan untuk mnghidupi keluarga secara layak bahkan menjadi saudagar yang sering kita dengar selama ini.
Semoga Bermanfaat ^_^

Tidak ada komentar:

Stay Connected

Translate Lenguage